Jumat, 09 Januari 2015

Tulisan Bebas

Pentingnya Pengawasan Orangtua

ANIME MASIH DIBUTUHKAN ANAK

Sepenggal cerita ataupun kisah yang bisa saya bagikan kepada kalian semua yaitu tentang film kartun atau sering disebut juga dengan anime. Perlu kalian ketahui kalau kita flash back ke masa dimana kita masih anak-anak ketika hari minggu saat sekolah libur, sering sekali kita hanya duduk diam di depan televisi hanya untuk melihat anime yang akan disiarkan melalui televisi. Bahkan sampai sekarangpun saya masih suka melihat anime, tapi sekarang tontonan-tontonan di televisi pada zaman sekarang malah sudah jarang kartun.
Krisis anime atau kartun yang membuat dunia pertelevisian menampilkan program-program televisi yang jelas semua umur melihatnya, walaupun terkadang di setiap program televisi terdapat tanda batasan umur yang boleh melihatnya. Contohnya; biasanya batasan umur tersebut tertulis di pojok layar televisi yang di tuliskan dengan singkatan SU (Semua Umur), AA (Anak-Anak), R (Remaja), dan D (Dewasa). Dari semua yang ada didalam program tersebut tentunya orangtualah yang harus berperan sebagai pendidik atau pembimbing utama untuk mengawasi apa yang ditonton anaknya. Padahal tidak setiap menit orangtua harus mengawasi anaknya karena mungkin ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan atau malah biasanya televisi itu biasanya digunakan agar anak tertarik terhadap acara di dalam televisi setelah itu orangtua meninggalkan anaknya untuk kembali menyelesaikan pekerjaan atau bisa dikatakan televisi sebagai modus.
Menurut saya, film kartun atau anime lebih penting ditayangkan ketimbang sinetron ataupun sejenisnya. Dan pada akhirnya psikologi anak juga bisa terpengaruhi terhadap apa yang ditontonnya. Seperti yang dapat kita lihat sekarang bahwasannya ketika anak-anak di suatu desa berkumpul bermain malah bermain pacar-pacaran yang dalam tahap perkembangan anak seumuran anak-anak SD atau bahkan TK yang seharusnya belum saatnya mengetahui, dan ketika menboba menanyakan dalam sebuah kelompok anak di suatu desa yang sedang bermanin, “apa itu pacar?” Mereka menjawabnya “itu lho kak yang kaya di tv”. Tragis sekali masa kanak-kanak sekarang, padahal waktu saya dulu saat masih anak-anak sering sekali bermain tembak-tembakan dengan memerankan peran kartun yang mereka suka, ada yang berperan sebagai Power Ranger, Naruto, Luffy One Piece, Ninja Hatori, Ultramen, dan masih banyak lagi peran anime yang membuat anak bermain dan membantu perkembangan anak untuk beradaptasi dengan teman sebayanya, berkomunikasi, cerita, bermain bersama, dan kegiatan positif lainnya.
Sedikit cerita saya yang saya alami dan akan saya ceritakan yaitu tentang sebuah lagu di dalam sebuah anime yang saya ikuti kelanjutan ceritanya sampai sekarangpun saya masih mengikuti dan menunggu update terbaru dari serial anime ini, anime tersebut yaitu One Piece. Nah, singkat cerita dulu ketika saya masih duduk di bangku SMP saya melihat/menonton One Piece yang pada saat itu ada sekelompok bajak laut dengan nama kelompoknya bajak laut Rumbar, yang salah satu anggotanya adalah seorang pemusik dan yang mebuat saya tersentuh yaitu ketika semua anggota bajak laut atau pemusik tersebut menanyikan lagu di sebuah kapal dan posisinya kapal tersebut sedang berada di tengah-tengah laut, tiba-tiba datang seekor lumba-lumba kecil yang menari dan melompat-lompat senang mendengar semua anggota bajak laut Rumbar menyayi bersama-sama.
Setelah itu kapten bajak laut Rumbar yang bernama Yorki dan pemusiknya yang bernama Brook kaget melihat kedatangan lumba-lumba kecil yang melompat-lompat mendetkati kapal. Dan setelah itu semua anggota bajak laut Rumbar terdiam melihat lumba-lumba melompat-lompat senang mendengarkan nyanyian yang dinyanyikan bajak laut Rumbar. Kemudian Brook mencoba untuk melakukan percakapan dengan lumba-lumba yang seolah-olah keduannya salang mengerti maksud dari percakapan antara keduannya. Lalu lumba-lumba tersebut diberi nama Laboon dan kapten Yorki menyuruh Brook dan semua anggota kapal menyanyikan lagu kembali untuk menyenangkan Laboon. Laboon pun senang dan melompat-lompat terus menerus.
Sesungguhnya lagu tersebut adalah lagu yang digambarkan didalam lirik lagunya merupakan lagu untuk dinyanyikan bajak laut dikala senang, sedih, kalah perang, menang dalam peperangan. Yadng diartikan untuk terus maju dan bersemangat dalam setiap keaadan mesikpun dalam keadaan sedih sekalipun. Lagu tersebut sangat populer dalam setiap kelompok bajak laut, lagu tersebut berjudul “Bink’ No Sake.”
Seteleh semuanya selesai menyanyi dan terlihat akrab dengan Laboon sampai menjadikan Laboon sebagai temannya. Dimana arti kata “teman” didalam sebuah kelompok bajak sangat dalam dan didasari dengan hati. Singkat cerita datanglah badai besar yang mengharuskan kapal segera untuk berlayar dan berpindah menerjang besarnya badai yang terjadi. Perpisahan dengan Laboon pun terjadi dimana semua anggota bajak laut menangis dan Laboon pun tetap ngotot mengikuti kapal tersebut dan akhirnya Brook yang ditugaskan oleh kapten Yorki untuk berbicara kepada Laboon bahwasannya Laboon tidak bisa mengikuti perjalanan untuk berlayar mengarungi lautan di seluruh lautan yang ada di dunia karena akan membahayakan Laboon yang masih seekor lumba-lumba kecil.
Dan setelah Brook selesai berbicara dengan Laboon, Laboon tetap tidak mau untuk tidak mengikuti kapal bajak laut Rumbar, yang akhirnya semua anggota kelompok bajak laut yang di perintahkan oleh kapten Yorki untuk masuk kedalam ruangan di dalam kapal dan mengabaikan Laboon. Laboon pun seolah sedih terlihat dari binar matanya.
            Setelah semuanya berlalu, di dalam cerita film tersebut yaitu dua hari lamanya untuk melewati badai besar yang menerjang lautan pada saat itu dan akhirnya bisa selamat dan sampai di Pulau Kembar (sebuah pulau dengan tebing tinggi lautan yang kuat dan kokoh ditengah lutan). Dan jangkar kapalpun dilempar untuk berlabuh dan beristirahat sejenak setelah melewati badai yang besar dalam dua hari. Tiba di Pulau Kembar bertemu dengan Crocus (seorang yang tinggal di Pulaukembar dan merupakan seorang mantan bajak laut). Sontak melihat lumba-lumba yang berenang, Crocus bertanya kapada bajak laut Rumbar; “Apakah lumba-lumba itu peliharaan kalia?” dan kemudian semua anggota bajak laut Rumbar menangis melihat lumba-lumba tersebut yang ternyata adalah Laboon yang tetap mengikuti kapal bajak laut Rumbar samapi Pulai Kembar dan mendapat banyak luka akibat badai yang berhasil dilewatinya dan kemudian semua anggota menyanyikan lagu Bink’s No Sake kembali untuk dipersembahkan kepada Laboon.
            Dan setelah semuanya selesai beristirahat kemudian sang kapten memutuskan melanjutkan perjalanannya yang juga harus meninggalkan Laboon. Dan kemudian Brook mencoba berbicara untuk tidak mengikuti kapal lagi tapi tetap tidak mau, tapi kemudian kapten Yorki berjanji kepada Laboon Bahwa 2 tahun lagi akan kembali lagi ke Pulau Kembar ini. Dan akhirnya Laboon pun setuju lalu kapten Yorki menitipkan Laboon kepada Crocus dan kemudian melanjutkan berlayaram mengarungi lautan.
            Singkat cerita setelah kapal berjalan maju terus untuk mengarungi lautan, ditegah perjalan tiba-tiba kapten Yorki sakit dan dokter di kapal tidak bisa menyembuhkannya kemudian mati. Dan kapten Yorki berpesan kepada Brook untuk menyampaikan maaf kepada Laboon karena tidak bisa bertemu dengan Laboon lagi. Setelah itu Brook yang menggantikannya sebagai kapten bajak laut Rumbar, kemudian tiba di salah satu pulau yaitu Pulau Setan yang tiba-tiba diserang oleh bajak laut lainnya dan mengalami kekalahan semuannya kritis. Dan pada saat keadaan keritis tersebut, semua anggota memutuskan menyanyikan lagu “Bing’s No Sake” yang direkam dengan “Dial Tone” dengan harapan ada yang menemukan Dial Tone ini dan menyampaikannya kepada Laboon dan kemudian semua anggota bajak laut Rumbar menanyanyikan lagu Bink’s No Sake yang pada lirik terakhir lagu ini satu persatu dari anggota bajak laut tidak bisa mempertahankan masa-masa keritisnya lalu satu persatu mati sampai akhirnya semuanya mati.
            Setelah semuanya mati dan sampai lamanya 50 tahun Laboon tetap menunggu di Pulau Kembar dan membenturkan kepalnya sacara terus menerus kepada tebing dinding di Pulau Kembar atau dinding tersebut yang bisa di katakan sebagai Red Line (garis perbatasan antar pulau). Dan Laboon pun mendapatkan luka yang parah, diperintahkan oleh Crocus untuk tidak membenturkan kepalanya tapi Laboon setiap harinya tetap membentur-benturkan kepalanya sampai luka di kepalanya bertambah parah.
Sampai pada akhirnya ada kapal yang jatuh dari air terjun pulau kembar atau pintu masuk menuju Grand Line yang ternyata kapal  yang turun dari air terjun adalah kapal milik kelompok bajak laut Mugiwara No Luffy yang kemudian bertemu dengan Laboon, berteman dengan Laboon dan berhasil membuat pengertian kepada Laboon untuk tidak membenturkan kepalnya lagi. Akhirnya kelompok Mugiwara No Luffy juga berjanji akan bertemu dengan Laboon kembali.
Setelah itu ternyata kelompok bajak Laut Mugiwara No Luffy tiba di Pulau Setan dan bertemu dengan Brook. Brook yang ternyata masih hidup karena telah memakan buah iblis Yomi Yomi No Mi yang membuatnya bisa hidup abadi. Dan menunggu kapal bajak laut yang datang ke Pulau Setan dan Brook pun masih menyimpan Dial Tone yang harus disampaikan kepada Laboon. Sampai pada akhirnya kapten dari bajak laut Mugiwars No Luffy yang bernama Mongkey D. Luffy mengajak Brook untuk menjadi anggotanya dan Brook pun setuju untuk bergabung dengan kelompik bajak laut Mugiwara No Luffy.
Cerita ini masih berlangsung sampai sekarang ini di serial anime One Piece dan masih belum diceritakan karena masih maju mengelilingi dunia di lautan. Dari serial anime seperti ini terkadang memang bisa membuat karakter anak terbentuk. Maka dari itu saya berharap sekali kepada orangtua untuk tetap membimbing, mengawasi dan medidiknya karena bagaimanapun orangtualah sosial pertama untuk anak belajar menggali ilmu, belajar berkomunikasi dan belajar untuk tumbuh dan berkembang sesuai apa yang diajarkan oleh orangtua.

Semoga tulisan dan pesan terhadap apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya pendidik atau orangtua. Terimakasih telah membaca sekata demi kata yang menjadikan kalimat dalam cerita atau kisah yang saya ceritakan ini.

Seputar Pembahasan Essay Tentang Pendidikan


Pentingnya Memberikan Pendidikan Awal Kepada Anak

Perkembangan Pendidikan Awal Kanak-Kanak
            Pendidikan awal kanak-kanak memeiliki sejarah yang panjang. Pengetahuan berkenaan pendidikan awal kanak-kanak penting karena ia dapat membantu pendidik supaya dapat mengaplikasikan amalan yang baik dari pada sejarah lampau dan menggunakan falsafah pemikir-pemikir terkenal sebagai asas membina kerjanya pengajaran yang bermakna. Idea-idea yang dilahirkan oleh pendidik terdahulu membantu dalam pemahaman dalam melaksanakan strategi pengajaran pada masa kini.
Melalui sejarah, pendidik dapat mempelajari teori-teori berkenaan tumbuhan dan perkembangan kanak-kanak yang membentuk amalan pendidikan. Menerka, menganalisis dan menemui sumber pendidikan awal kanak-kanak dapat memberi ilham padaa profesional sekarang.
            Selain itu, mengkaji idea pemikir-pemikir terkenal membantu pendidik meneliti amalan model kini. Oleh karena itu, dalam sejarah dan perkembangan pendidikan kanak-kanak pengaruh pada tokoh-tokoh awal, pada masa dahulu dan masa kini mempunyai implikasi pada ketutusan pendidik dalam memilih kurikulum dan strategi pengajaran. (Brewer, 1992) Pengaruh Islam dalam pendidikan awal kanak-kanak juga perlu diberi penekan dan keutamaan dalam kurikulum dan strategi pengajaran.(Islamic Foundation for Edication and Welfare, 1997; dan Ibn Khaldun Center For Development Studies).
Teori-Teori Perkembangan dan Pembelajaran
            Teori ialah pandangan atau pendapat yang dikemukakan untuk menerangkan sesuatu perkara. Terdapat berbagai teori atau pendapat yang dikemukakan berkaitan dengan perkembangan dan pembelajaran kanak-kanak. Menurut Seefeldt dan Barbour, (1998:30) terdapat dua pendapat yang bertentangan berkenaan perkembangan manusia yaitu nature versus nurture. Dua pendapat ini adalah Teori Maturationis (semula jadi) dan Teori Behavioris (tingkah laku). Dua pendapat lain adalah Interaksionis (konstruktivis) dan Teori Konteks Budaya.
1.      Teori Maturationis
Jean Jacques Rousseau (1712-1778) melihat kanak-kanak seperti bunga yang berkembang ataupun tumbuhan-tumbuhan mata secara semula jadi mengikuti baka. Pembesarannya mengikuti peringkat yang dapat dijangkakan, yaitu dari pada biji benih yang kemudian membesar mengikuti ketinggian, berat dan bentuk tertentu.
            Walaupun pembesarannya dipengaruhi oleh kadar cahaya dan air yang diterima dengan cukupperingkat pembesarannya masing mengikuti urutan. Mengikut pada ahli maturationis, kanak-kanak seperti tumbuhan-tumbuhan yang berkembang mengikuti jadwal semula jadi yang telah ditentukan, berubah mengikuti jenis dan kuantiti khasiat yang diterima dari pada persekitaran. Teori ini berasaskan pada pemahaman berkaitan dengan kesediaan dan kematangan kanak-kanak.
2.      Teori Behavioris
Menurut pendapat ahli falsafah John Locke (1632-1704), manusia adalah pasif dan mudah menerima. Pembelajaran adalah akibat mudah menerima rangsangan dari pada orang lain dan persekitaran. Kanak-kanak diibaratkan kain putih. Kain putih perlu ditulis oleh orang yang mendidik kanak-kanak melalui siri ganjaran dan hukuman.
Pemebelajaran berlaku apabila seseorang menerima ganjaran ataupun pengukuhan akibat tingkah laku ataupun tindak balas yang betul dari pada sesuatu rangsangan. Pembelajaran kanak-kanak berlaku akibat syarat-syarat yang ditentukan oleh orang dewasa da persekitaran.
3.      Teori Interaktionis
Pendapat ketiga yang berkaitan dengan perkembangan manusia adalah ahli-ahli interaktionis. Teori ini menegaskan kedua faktor persekitaran dan semula jadi saling bantu membantu dalam mempengaruhi perkembangan manusia, yaitu gabungan faktor yang ditekankan dalam teori behavioris dan teori maturationis. Pembelajaran berlaku akibat interaksi antara faktor semula jadi dalam diri kanak-kanak. Dengan rangsangan maupun pengaruh persekitaran. Dalam proses perkembangan dan kematangan, kanak-kanak membina pengetahuan dari diri sendiri dengan bertindak melalui rangsangan dari pada persekitaran.
            Jean Peaget (1896-1980) melihat kanak-kanak sebagai individu yang aktif. Beliau menegaskan pengetahuan dapat dicipta apabila kanak-kanak berinteraksi dengan persekitarasn fisikal dan sosial. Interaksi ini desebut dengan penyerapan, penyesuaian dan keseimbangan.
4.      Teori Konteks Budaya
Pendapat keempat pula berkenaan dengan perkembangan manusia yang menumpukan pada konteks dan budaya. Ahli psikologi berpendapat pembelajaran tidak terpisah dari pada konteks budaya. Pembelajaran dipengaruhi dari pada proses budaya dan keadaan masyarakat dimana anak-anak dilahirkan dan dibesarkan. Ahli falsafah Vygotsky (1896-1934) mengatakan perkembangan kanak-kanak tidak berlaku karena satu faktor sahaj seperti faktor semula jadi ataupun pengaruh persekitaran. Tetapi perkembangan kanak-kanak bergantung pada inteaksi faktor-faktor tersebut. Beliau menegaskan kesan proses budaya sosialmerangsang perkembangan individu. Kanak-kanak berkembang berdasarkan dua tahap yaitu tahap semula jadi dan budaya. Kesimpulannya ahli psikologi berpendapat perkembangan adalah kesan dari gabungan pengaruh baka, persekitaran dan budaya.
Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Pra Sekolah
Mengasuh anak usia prasekolah benar-benar tangguang jawab yang berat. Usia tersebut merupakan masa kritis perkembangan kemampuan kognitif, kemandirian, koordinasi motorik dan barangkali yang terpenting adalah sikap positif terhadap hidup. Orangtua harus menjadi pembimbing dan guru yang penuh kasih bagi anak-anak mereka. Menciptakan suasana masa prasekolah yang menyenangkan bagi anak tampaknya dapat mendorong menjadi orang yang suka belajar sepanjang hidupnya.
            Didalam buku ini dijelaskan bahwasannya buku ini ditulis untuk para orangtua, pengasuh anak, guru praseolah serta kakek dan nenek. Di dalamnya Dr. Sylva Rimm seorang ahli di bidang psikologi pendidikan dan pengasuhan anak, mencoba menjelaskan teknik-teknik pola pengasuhan anak prasekolah, diantaranya:
1.      Memperkaya lingkungan sekitar anak (dari mulai membaca, bermain dengan yang mendidik, sampai menggunakan komputer).
2.      Meningkatkan kemampuan sosial dan kecerdasan anak.
3.      Memilih penitiapan anak yang baikdan berkomunikasi dengan pengasuh dan pembimbing anak.
4.      Menyikapi pertengkaran antarsaudara, mengatasi rasa marah, rasa takut, dan masalah menjelang tidur serta menghadapi sikap agresif anak.
5.      Menyiapkan anak masuk taman kanak-kanak.
Berikut ini  yang merupakan beberapa tips untuk orangtua dalam mempersiapkan anak masuk taman kanak-kanak:
1.      Berpartisipasilah dalam aktivitas orientasi yang diadakan sekolah untuk anak-anak.
2.      Kunjungi sekolah; temui murid-murid dan orangtua mereka.
3.      Anak lebih mudah menyesuaikan diri jika setidaknya ia mengenal satu anak di dalam kelas. Tanyakanlah kepada guru siapa saja yang akan berada dalam kelas yang sama. Usahakan agar anak bermain dengan salah satu anak yang akan sekelas dengannya.
4.      Jika anak mengikuti prasekolah sebelumnya, mintalah agar guru prasekolahnya bebicara kepada guru TK sebelum sekolah dimulai.
5.      Ceritakanlah kepada anak anda mengenai apa yang mesti dilakukan disekolah. Beritahukan bahwa ia mesti duduka dengan manis, mendengarkan guru, mengangkat tangan jika ia bertanya dan guru akan memberikan perhatian kepada anak secara secara bergiliran.
6.      Ajarkan keterampilan sosial kepada anak mengenai bagaimana cara memperkenalkan diri; misalnya, “Hai, namaku Emily. Siapa namamu?” dan doronglah agarmereka berpartisipasi di dalam kelas.
7.      Kelas di sekolah taman kanak-kanak di desain agar orangtua dapat berpartisipasi. Tanyakanlah pada guru apakah diperbolehkan menjadi sukarelawan di dalam kelas.
8.      Jaringlah hubungan dekat melalui telpon atau catatan.
Persiapan yang paling penting adalah sikap anak. Jika anda mengkomunikasikan kepada anak bahwa ia akan menyukai sekolahnya dan bahwa mereka juga akan senang belajar, maka mereka akan memulai kegiatan belajar dan emosional dengan baik.
Pentingnya Kreativitas bagi Perkembangan Anak
Para psikologi dan pakar lainnya telah menyadari betapa penting kreativitas bagi individu maupun masyarakat. Namun, haruslah diakui, biar bagaimanapun kreativitasmasih merupakan satu bidang yang masih kurang di perhatikan dalam penelitian ilmiah. Penyebabnya antara lain:
1.      Adanya pandangan tradisional bahwa kreativitas yang secara umum disebut “genius” merupakan hal yang hereditair.
2.      Hanya sedikit orang yang percaya bahwa mereka memiliki kemampuan untuk berkreasi. Hal ini terlihat dari sedikitnya jumlah produk kreatif dalam seni, buku, musik, ataupun ilmu pengetahuan.
3.      Adanya pertentangan pandangan antara orang dengan intelegensi tinggi dan dengen prestasi lebih akan berhasil dari pada orang yang kreatif. Orang-orang kreatif ini sering kali hidup dan mati di dalam kemiskinan. Akibatnya, tidak ada reward terhadap masalah kreativitas dan anak-anakpun sedikit yang di dorong untuk bersikap kreatif.
4.      Pandangan tradisional juga menilai bahwa orang-orang kreatif ini kebanyakan sex inapproriate, yaitu pada laki-laki yang kreatif sissies (keperempuanan) dan pada perempuan yang kreatif akan bersifat lebih maskulin daripada bersikap feminim. Akibatnya, orangtua enggan mendorong anaknya untuk bersikap kreatif. Contohnya kebanyakan ayah banyak menentang anak laki-lakinya berminat dalam musik, seni  ataupun penulisan, tetapi ia akan lebih memuji prestasi anak laki-laki dalam bidang olahraga.
5.      Kreativitas memang suatu hal yang sukar untuk diteliti bahkan untuk diukur sekalipun, sehingga jika pengukuran dalam bidang intelegensi, keperibadian dan kemampuan mekanik bisa berkembang dengan baik, tidak demikian halnya dengan kreativitas. Jangankaget jika para pakar menghindari riset dalam bidang ini.
Minat ilmuan dalam bidang kreativitas bisa ditelusuri mula-mula pada studi yang dilakukan oleh Galton (1950) terhadap para orang yang disebut genius. Selanjutnya minat ini berkembang pesat dengan timbulnya kebutuhan para ilmuwan dan teknolog untuk menyesuaikan dengan tuntunan zaman.
Demikianlah setelah riset ilmiah dalam kreativitas ini menunjukkan peningkatan, maka muncul kebutuhan penggunaan praktis kreativitas dalam kehidupan sehari-hari hal ini menyebabkan bahwa kepercayaan yang sudah ada tentang kreativitas, baik sebagian atau keseluruhan, menjadi buyar. Temuan yang penting adalah sama dengan bidang lain bahwa kreativitas dapat dipacu melalui lingkungan sejak muda (normative years). Utuntu itulah mengapa kreativitas itu amatlah penting untuk kehidupan kita di dalam menjalani kehidupan dan untuk menhidupkan suasane dengan berfikir kreatif dan memberikan faktual kreativitas itu sendiri yang bisa berguna bagi kehidupan di dalam lingkungan maupun di luar lingkungan.
Dengan tulisan ini harapan saya bahwa semoga orangtua, pendidik, ataupun pembimbing bisa mengerti pentingnya pendidikan anak dan kreatifitas anak agar anak tidak menjadi pasif dalam kelompok bermain dan bisa aktif berinteraksi dan mudah berhadaptasi terhadap teman yang baru dikenal. Pendidikan prasekolah atau bisa disebut juga pendidikan dalm masa kanak-kanak ini memang amat sangatlah penting di perhatikan karena dalam usia ini anak masih mudah untuk dibentuk sikap dan perilaku, sopan santun terhadap semua orang karena orangtua lah yang seharusnya memberikan perhatian yang lebih untuk menjadikan anak menuju perkembangan kepribadian anak yang tentunnya semua orangtua menginginkan anak yang baik, pitar, dan lain-lain yang didalamnya pasti suatu tindak kegiatan positif anak. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi pembaca semuanya, terimakasih telah membacanya dan teta ingatlah pentingnya pendidikan anak untuk anak dan pentingnya memberikan pendidikan anak bagi pendidik, orangtua ataupun pembimbing.

Referensi :
Akbar, Reni, & Hawadi. (2001). Jakarta: Penerbit PT Grasindo.
Hashim, Hashimah, Nor, & Lah, Che, Yahya. (2003). Kuala Lumpur: Penerbit PTS Profesional Publishing Sdn. Bhd.
Rimm, Sylvia. (2013). Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pusaka Utama.

Kamis, 08 Januari 2015

Review Film "Dangerous Minds"

Review Film
“DANGEROUS MINDS”


Judul               : Dangerous Minds
Rilis                 : Tahun 1995
Produksi          : Hollywood Picture
Sutradara         : John N. Smith
Pemain                        : Mcihelle Pfeifer, George Dzundza, Coutnry B. Vance, Robin    Bartlett, Beatrice Winde dan lain-lain

            Film ini merupakan film yang sudah cukup lama diproduksi dan rilis pada tahun 1995. Cerita yang ada di dalam film ini berawal dari Mrs. Johnson Louanne yang mendatangi Parkmont High School dan bertemu kepala sekolah, karena memang sekolah ini sedang kekurang guru untuk mengajar di sekolah terebut, kemudian Mrs. Johson Lauanne diterima untuk bekerja di Parkmount High School sebagai guru yang mengajar bahasa Inggris. Sebelum mengajar di Parkmount High School, Mrs. Johnson Launne berprofesi sebagai marinir, Mrs. Johns Launne senang karena langsung diterima di sekolah tersebut, lalu ia bertemu dengan temannya Mr. Griffith dan bercerita bahwa ia diterima sebagi guru tetap di Parkmount High School dengan mengajar di kelas akademik atau kelas khusus. Mr. Griffith terkejut mendengar berita itu, dan memberitahukan jika kelas yang akan Mrs. Johnson ajar adalah kelas yang isinya adalah anak-anak nakal. Namun, Mrs. Johnson tidak menghiraukan itu dan tetap pada pendiriannya untuk mengajar kelas akademik. Hari pertama mengajar, Mrs. John Launne bersemangat karena di janjikan akan mendapat siswa khusus yang cerdas. Namun kenyataannya berbeda ketika ia masuk di kelas tersebut. Ternyata yang dihadapinya adalah anak- anak yang sulit untuk dikendalikan. Anak-anak yang berasal dari ras yang beragam tersebut, masih tetap bernyayi, bercakap-cakap dan sibuk dengan urusan masing-masing. Ketika berusaha meminta perhatian, tetap saja dia diabaikan. Bahkan Mrs Johnson Lauanne harus menerima pelecehan dari Emilio Ramirez, siswa yang paling berpengaruh di kelas tersebut, ketika berusaha bertanya tentang kenapa guru sebelumnya berhenti mengajar. Dan hari pertama berakhir dengan kemarahan dan rasa malu yang harus dibawa ketika Mrs Johnson Luanne memutuskan untuk meninggalkan kelas.
Awalnya mengajar Mrs. Johnson Louanne berniat untuk mengundurkan diri. Dia sangat marah dan tidak menyangka akan mendapatkan perlakuan yang telah melecehkan dirinya dari siswanya. Griffith sahabatnya dan juga seorang guru di sana menasehatinya dan memberi semangat untuk tidak menyerah dalam mengajar dan menghadapi siswa di kelas tersebut. Hal ini membuat Mrs. Johnson  Lauanne untuk tetap mengajar dan bertekat untuk menakhlukan para siswanya. Sehingga dia mencari cara agar siswanya dapat tertarik dan menerimanya sebagai guru. Lalu sesampai di rumah, Mrs John’s berfikir bagaimana cara mengatasi permasalahan yang kini dihadapinya. Semalaman Ia membaca buku tentang mengajar dan mendapat masukan dari temannya untuk menarik perhatian siswa- siswanya. Akhirnya Mrs John’s menemukan jalan keluar untuk mengatasi masalah ini. Ia memutuskan untuk mengajari karate pada awal pertemuannya, dan memperkenalkan diri sebagai mantan marinir. Ketika dua orang muridnya Raul dan Durrel merespon ajarannya dan melakukan dengan baik, Mrs John’s memberikan nilai A untuk semua siswanya, dengan syarat mereka harus mempertahankan sampai akhir tahun agar bisa lulus dari SMA. Namun, pertemuan kedua ini justru dianggap melanggar kebijakan sekolah yang melarang pembelajaran bela diri. Pembelajaran yang dia laksanakan di pertemuan kedua pun ternyata sedikit demi sedikit membangkitkan perhatian siswa-siswa nya untuk tidak membuat kegaduhan. Banyak sekali trik-trik serta metode mengajar yang digunakannya untuk menarik perhatian siswanya.
Perhatian yang telah diperoleh Mrs. Johnson Lauanne digunakan untuk mengajarkan jenis kata, konjungsi kata, makna kata dan makna kalimat. Topik yang dipilihnnya berdekatan dengan apa yang sehari-hari harus dihadapi oleh murid-murid dengan lingkungan yang kental dengan kekerasan seperti memilih, kematian, mengendalikan hidup, memilih dalam menghadapi hidup  atau kematian.  Dalam kelas ini Mrs. Johnson Lauanne menemukan tiga murid yang memiliki  kecerdasan yang lebih yaitu Callie, Raul dan Durrel. Keberhasilan pertama Mrs John’s diiringi peringatan keras dari kepala sekolah karena mengajarkan karate pada siswanya, walaupun dengan alasan untuk menarik perhatian sekalipun. Mrs Johnson Lauanne harus mengikuti kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut. Akhirnya Mrs. Johnson Lauanne mencari cara agar mereka mau belajar tentang puisi. Dia menjanjikan kepada siswa bagi mereka yang bisa membaca puisi maka akan diajak ke Taman Hiburan dengan biaya gratis yang dibayari oleh dewan pendidikan dan membagikan makanan ringan seperti coklat dan dibagikan kepada mereka yang mau menjawab dan berpendapat tentang puisi tersebut. Semua siswa pun berantusias dengan apa yang di janjikan oleh Mrs. Johnson Lauanne mereka semua menjadi mau untuk mengikuti pelajaran yang diberikannya. Tetapi ada satu siswa yang tidak berantusias yaitu Emilio dia menganggap bahwa yang di katakana Mrs. Johnson Lauanne itu adalah omong kosong belaka dan dia pun mempengharui teman-temannya sehingga teman-temannya pun percaya dan patuh terhadapnya. Alasan dari mereka percaya karena tidak mungkin dewan pendidikan yang akan membayar biaya mereka untuk ke Taman Hiburan. Ini dikarenakan mereka merasa bahwa dewan pendidikan tidak adil bersikap dan tidak peduli kepada mereka. Mrs. Johnson Lauanne pun menjadi bingung, mengapa siswanya menjadi tidak lagi memperdulikannya. Akhirnya ada salah satu siswi yaitu Callie yang mengatakan kepadanya, bila semua siswa di kelas mau tunduk kepadanya maka dia harus menakhlukan Emilio. Mrs. Johnson Lauanne pun bertekat akan menaklukan Emilio.
Setelah memenuhi janjinya mengajak ana-anak tersebut ke Taman Hiburan, dan kembali mendapat teguran oleh pihak sekolah. Mrs. Johnson Lauanne mengadakan Dylan-Daylan Contest, dengan hadiah makan malam dengannya di sebuah restoran mahal. Kontes tersebut merupakan kontes mencari persamaan satu puisi karya Bob Dylan tentang kematian dengan satu puisi Dylan Thomas. Kontes tersebut dimenangkan oleh Raul, Durrel dan Callie, namun semuannya mendapat hadiah untuk usaha yang telah dilakukan. Sayangnya hanya Raul yang bisa pergi makan malam, karena kedua murid lain harus bekerja pada malam hari. Kemudian datanglah pagi waktunya untuk memulai pembelajaran, saat memberikan materi baru, sonak dengan suara murid yang lantang untuk menanyakan hadiah apa jika mampu menyelesaikan puisi ini. Ternyata dari kejadian-kejadian sebelumnya telah membuat muridnya menjadi ketagihan dengan hadiah yang diberikan Mrs. Johnson Lauanne setiap mempelajari puisi yang baru. Namun, Mrs. Johnson Lauanne meyakinkan kepada muridnya bahwa belajar itu sendiri merupakan hadiah bagi mereka. Pikiran yang kuat harus dilatih terus karena setiap kenyataan baru memberi pilihan yang lain, dan setiap pemikiran baru membentuk otot pikir yang baru, dan kita butuh otot-otot tersebut sebagai senjata dalam hidup kita.
Masalah demi masalah muncul seperti dua saudara kembar Durrel dan Lionel karen Mrs. Johnson Lauanne dianggap oleh ibu mereka telah meracuni otak mereka dengan puisi-puisi yang tidak berguna, keputusan Callie untuk pindah sekolah ke Clearvie karena hamil dan yang paling berat adalah terbunuhnya Emilio karena tidak mendapat perlindungan dari sekolah. Oleh karena itu kejadian-kejadian tersebut membuat hati Mrs. Johnson Lauanne terpukul sehingga memutuskan untuk mengundurkan diri dari Parkmount High School pada akhir semeseter pertama. Akan tetapi murid-muridnya tidak setuju dengan keputusan yang dibuat oleh Drs. Johson Lauanne, kemudian murid-murid semuannya meyakinkan Mrs. Johnson Lauanne untuk tidak menyerah dalam menghadapi kehidupan seperti yang diajarkan dalam puisi-puisi yang telah di ajarkan dalam proses pembelajaran. Mrs. Johnson Lauanne pun saampai terketuk hatinya, dan selanjutnya Mrs. Johnson Lauanne berniat untuk mengurungkan dirinya untuk berhenti mengajar dan kemudian kembali melanjutkan pengajarannya di Parkmount High School.
Dari film ini, kemudian dapat diambil manfaatnya yaitu setelah melihat/menonton film ini dapat diketahui bahwa film ini mengajarkan bagaimana hakikatnya seorang pendidik harus memahami anak-anak dan bisa dikatakan  seorang pendidik, guru, ataupun orangtua yang bisa dikatakan sebagai pembimbing atau pengasuh bukan bersifat instruktur melihat pahitnya lingkungan diluar teempat murid/anak bersosialisasi. Bisa dikatakan bahwasannya sebagai pendidik harus bersikap adil, mudah diajak komunikasi, selau ada saat siswa-siswi membutuhkan dan selalu mendukung. Guru dituntut untuk kreatif dalam mengajar dan menggunakan metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Sebagai guru juga harus mempunyai semangat tinggi dan jangan mudah untuk menyerah dalam menangani siswa.
Dijelaskan juga proses pembelajaran kognitif yang di berikan oleh Mrs. Johnson Lauanne adalah proses pembelajaran yang akan berjalan dengan baik bila materi pemlajaran baru diajarkan dapat beradaptasi secara tepat dan serasi dengan daya kognitif yang telah dikuasai oleh murid, proses tersebut yaitu yang diterapkan oleh Mrs. Johnson Lauanne dalam pembelajaran yang membahas tentang teori tentang memberikan materi sesuai dengan keadaan dan kondisi siswa yang hidup dalam kekerasan, kemiskinan, kehidupan, juga kematian. Sehingga siswa mampu mengerti, mencerna dan memahami dengan baik pelajaran yang diberikan. Sebagai seorang pendidik, guru ataupun orangtu, kita harus mampu memahami karakteristik peserta didik atau memahami karakteristik anak kita sebelum kita (pendidik, guru, ataupun orangtua) melakukan pembelajaran baik yang bersifat intrinsik atau ekstrinsik. Dengan mengenali karakteristik peserta didik atau anak-anak, kita bisa menentukan metode atau cara yang tepat untuk membelajarkan kepada siswa. Kecocokan penggunaan metode sangatlah penting agar pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dan dikuasai oleh peserta didik. Jika metode yang guru pakai tidak cocok dengan karakteristik siswa, maka yang terjadi adalah pembelajaran sulit dilaksanakan, ada tantangan dari peserta didik dan pada akhirnya tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai. Karakteristik setiap siswa dalam satu kelas itu tidak sama. Oleh sebab itu, sebagai seorang guru juga harus bisa melakukan berbagai pendekatan kepada siswa. Adapun pendekatan tersebut bisa kita lakukan secara kelompok maupun secara personal atau individual. Contoh pendekatan kelompok yang dapat kita ambil dari film tersebut yaitu ketika diadakan Dylan-Dylan Contest. Sedangkan pendekatan personal dapat kita ketahui ketika Mrs Johnson Lauanne mengadakan kunjungan pada siswanya yang bermasalah. Selain itu, sebagai seorang guru kita juga harus bisa menumbuhkan semangat bagi siswa serta menarik siswa untuk senantiasa aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Masalah keluarga, seperti keluarga yang termasuk ”broken home”, dan berasal dari keluarga miskin, dapat mempengaruhi perkembangan psikologi individu tersebut, misalnya individu tersebut menjadi tertutup, tertekan, dll. Untuk itu sebagai seorang guru juga harus memperhitungkan dan memberikan perhatian lebih kepada perkembangan psikologis peserta didiknya.
Semoga dengan ini kita dapat memetik hikmahnya dan memahami banyak pesan yang ada pada film ini dan berharga untuk kebersamaan membangun karakteristik anak yang baik dan benar. Film ini juga mencontohkan bagaimana cara untuk mencari solusi saat terjadi masalah, membuat jalan keluar masalah, mikirkan cara yang benar dalam setiap memecahkan atau menyelesaikan masalah dan belajar mengerti konsekuensi hidup dan berani bertanggung jawab dengan apa yang menjadi konsekuensinya. Dengan referensi film “Dangerous Minds” yang perlu ditonton oleh seorang pendidik, baik itu guru maupun orangtua agar mengerti dan tidak salah dalam menangani siswa atau anak supaya dalam mendidiknya akan lebih baik.


Selasa, 06 Januari 2015

Review Buku "SPIRITUAL PARENTING"

Review Buku
 1.  Identitas Buku
Judul                                        : Spiritual Parenting
Penulis                                     : Nazhif Masykur
Editor                                       : Evi Ni’matuzzakiyah
Pewajahan Muka dan Isi          : Ahmad Arby
Tebal Buku                              : 254 halaman
Penerbit                                   : Salsabila Media, Gatak Sumberagung Jetis, Bantul        D.I.Yogyakarta Telp. 0274 – 7851285

 2.  Ringkasan dan Isi Buku
Buku ini merupakan sebuah rancangan pikiran ataupun suatu cara pandang tentang bagaimana mengontrol emosi, beradaptasi pada  setiap lingkungan yang baru dan bisa dikatakan sebuah buku yang bisa di pegang sebagai pedoman sebagai cara mendidik anak. Menurut saya buku ini baik dari sudut pandang penulis yang bisa dikatakan didalam buku ini penulis mengajak dan menuntun kepada pembaca bagaimana cara mendidik anak. Dan pada akhirnya buku ini sangatlah penting dibaca oleh orang tua ataupun guru sebagai pendidik anak yang bisa digunakan sebagai acuan tindakan kepada anak.
Di dalam buku ini juga menjelaskan teori lalu menyebutkan contoh sehingga membantu pembaca buku untuk memahami buku. Buku “Spiritual Perenting” ini juga baik dalam sudut pandang psikologi yang bisa menuntun anak ke berbagai perihal yang “positif” yang bisa di pahami dari setiap bab pembahasan yang terdapat di dalam buku. Didalam buku menjelaskan bagaimana cerita atau kisah peneguh jiwa yang di dalam kisah-kisah yang terdapat di dalam buku tersebut mengkisahkan sosok suri tauladan yang baik seperti kisah ibu dan kisah bapak sebagai orang tua yang tentunya sebagai tempat pertama untuk bersosialisasi. Dan keutamaan seorang anak kepada orang tua dikisahkan dengan kisah yang menarik. Terlebih lagi didalam buku ini juga terdapat penggalan ayat al-quran dan hadis yang digunakan sebagai penguat pendapat penulis tentang ulasan pendapat yang dikemukakan didalam buku.
Dari sampul buku ini yang tertulis judul buku “Spiritual Parenting Melahirkan Anak Cerdas Tanpa Batas”. Dari judul buku itulah yang telah mengajak saya untuk membaca dan memahami isi buku sebagai salah satu cara untuk menghapus rasa penasaran terhadap isi buku. Dan untuk mengetahui bagaimana cara yang baik untuk mendidik anak, menilai perilaku anak, memahami kemauan anak, dan mengarahkan anak kepada perilaku yang baik bukan dengan cara memaksa anak atau malah menggunakan kekerasan yang bisa menyebabkan  kejiwaan anak yang terganggu.
Di dalam buku ini juga di jelaskan seperti apa itu spiritual parenting yang diulas dengan jelas di dalam buku, dan menjelaskan juga bagaimana mendidik anak dengan seni mendidik anak untuk mengetahui tipe anak, menumbuhkan keyakinan pada anak, menghargai potensinya, bagaimana kita sebagai orangtua harus mencintainya begitupula anak kepada orangtua, menghadirkan bahasa cinta didalam keluarga, membangun cinta didalam keluarga,  mengarahkan anak untuk mengejar mimpi, mengerti bagaimana perkembangan anak dan menjelaskan kepada anak bagaimana kita harus belajar dari kehidupan.
Bagaimanapun juga buku ini menurut saya dapat menimbulkan pemikiran kritis orang tua, guru, ataupun pembaca yang membacanya tapi semua tergantung kepada pembaca menanggapi buku ini karena pastinya setiap orang memiliki pendapat yang berbeda-beda. Tentunya dalam menilai suatu perihal karena untuk membuat orang satu pendapat ketika pedoman yang dimiliki setiap orang berbeda sumber akan lama prosesnya. Sekarang meemahami buku ini dalam setiap pembahasan atau setiap bab yang di dalam buku.
“Diawali pikiran. Melahirkan potensi” kata-kata ini merupakan bab judul yang terdapat di dalam buku yang menurut saya didalam buku dijelaskan bahwa setiap orang harus berfikir positif karena dapat terciptanya program yang nantinya stimulus otak menerimanya. Sejauh apakah pengaruh program pikiran bawah sadar kita? Program pikiran bawah sadar kita akan memberikan andil atau bahkan menentukan sukses tidaknya kehidupan kita. Dan di mana kita harus selalu berfikir positif tentang apa yang kita jumpai didalam kehidupan sehari-hari.
Pastikan bahwa tindakan, perlakuan, ucapan, perkataan kita kepada anak-anak mempunyai pengaruh yang “positif” bagi perkembangan diri mereka. Karena itulah yang akan membentuk diri mereka kelak menjadi apa dan seperti apa. Nasranikah, Majusikah, ataupun Yahudi, semuanya tergantung kita sebagai orangtuanya. Oleh karena itu Rasulullah Muhammad junjungan kita bersabda: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan dalam keadaan fitrah, lalu kedua orangtuanyalah yang menjadikan ia Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (H.R Baihaqi) seperti itulah penggalan tulisan yang dijelaskan di dalam buku.
Perlu kita ketahui bahwasannya setiap keinginan itu pasti akan muncul. Dan tidak jarang niat untuk melakukan sesuatu secara otomatis itu muncul dari pikiran bawah sadar. Karena dilakukan secara berulang-ulang dan rutin, keinginan-keinginan besar biasanya akan ada heartknock  Dan energi itu dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan impian hidup kita.
Penggambaran keingian di dalam buku ini di contohkan  sebagaimana Marcus Aurelius Antonius, seorang kaisar Romawi zaman dahulu mengatakan, “a man’s life is what his thought make of it - kehidupan manusia ialah bagaiman mereka memikirkannya.” Bisa diartikan bahwasanya ini menjelaskan tentang sesuatu yang selalu digambarkan, akan mudah terekam dalam pikiran bawah sadar, dan secara otomatis, maka muncullah pikiran tersebut, yang mana ia berperan sebagai penghubung antara jiwa dengan tubuh. Sehingga tubuhpun bereaksi dengan mengerahkan seluruh potensi yang sebelumya tidak pernah digunakan baik dalam bentuk kreatifitas maupun tindakan. Dengan menggambarkan impian akan oleh pikiran bawah sadar kita.
Maha besar Allah yang telah menganugerahkan potensi yang sama besarnya kepada setiap manusia. Tidak ada ruginya bagi kita untuk membayangkan betapa berpotensinya diri kita untuk mencapai impian-impian, walaupun tidak dipungkiri terkadang serasa sulit kalau memang belum kita biasakan. Tetapi, tidak ada salahnya kita memulai untuk membiasakan anak-anak untuk menggambarkan impian-impian mereka yang hendak mereka capai. Mereka bisa dilatih dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan membiarkan dan membebaskan diri anak-anak kita untuk bercita-cita. Karena dengan memberikan kebebasan bercita-cita kepada anak, maka akan sama halnya memberi dorongan yang kuat terhadap mereka untuk dapat meraih apa yang dapat mereka cita-citakan. Dan tentunya dengan tetap memberikan support kepada anak untuk berusaha semaksimal mungkin walaupun harus jatuh bangun, dan membayarnya dengan pengorbanan yang tidak sedikit. Lalu kita tanamkan kuat dalam hati mereka, Allah Maha Adil, Maha Penyayang terhadap hambanya, biarlah Allah yang akan menentukan hasil yang terbaik. Karena sangat disayangkan jikalau potensi dasat yang ada pada anak-anak kita tidak dioptimalkan sebaik mungkin.
Didalam bab pertama, yang menjelaskan tentang kisah peneguh jiwa yang menjelaskan bahwasannya kita di ingatkan dengan firman Allah pada QS. An-Nahl: 125). Allah berfirman: “Serulah (manusia) kepada jan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik. Sesungguhnya Dialah Tuhanmu yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125).
Bukankah untuk memberikan pelajaran kepada umat Islam (sehingga mereka bisa mendapatkan hikmah, mendapatkan kesejukan jiwa) Allah menggunakan cerita-cerita?, hampir seperempat isi Alquran adalah cerita, hanya Allah sajalah yang Maha Mengetahui mengapa demikian. Maka dari itu, pada setiap bagian pembahasan dalam buku ini selalu ada cerita. Karena di dalam buku ini mengisahkan tentang beberapa kisah,yaitu dengan judul: (1)  Selagi Ayah Masih Ada,(2)  Selagi Ibu Masih Ada, (3)   Sebelum Menyesal Kemudian, (4)     Kisah Cinta Seorang Anak dan (5)  Aku Ingin Mama Kembali.
Perlu kita ketahui bahwasannya didalam kisah-kisah ini didalam buku ini merupakan suatu kisah yang sungguh mengetuk hati pembaca, bermanfaat dan kita juga dapat mengambil hikmahnya pada setiap kisah tersebut. Dan pada kisah seorang ayah intinya kita juga bisa melihat atau membuka Alquran pada QS. Luqman: 13-14). Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hei anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Lukman: 13-14).
Didalam kisah seorang ibu yang di ceritakan di dalam buku ini yaitu menceritakan bahwa spesialnya seorang ibu, Allah menciptakan seorang wanita sebagai yang utama, Allah ciptakan bahunya, agara mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya,walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tidur. Karena terkadang seorang ibu bisa menangis tanpa sebab karena didalam kisah ini  juga terdapat perintah untuk menyayangi ibu dan dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup, karena di kakinyalah kita menemukan surga. Didalam kisah seorang ibu yang di ceritakan di dalam buku ini yaitu menceritakan bahwa spesialnya seorang ibu, Allah menciptakan seorang wanita sebagai yang utama, Allah ciptakan bahunya, agara mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya,walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tidur. Karena terkadang seorang ibu bisa menangis tanpa sebab karena didalam kisah ini  juga terdapat perintah untuk menyayangi ibu dan dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup, karena di kakinyalah kita menemukan surga.
Dijelaskan dalam QS. Al-An’am: 151 bahawasannya katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak” (QS. Al-An’am: 151). Didalam kisah tersebut juga menceritakan bahwa terkadang kita sebagai orang tua dan guru lupa kalau anak-anak pun seharusnya di beri rasa cinta yang tulus oleh  Allah. Tidak semua orang bisa sabar, kuat, dan hebat dalam mensiasati kesuliatan hidup ini. Tapi kita pastinya telah dikaruniai kemampuan dan kekusatan yang istimewa untuk menjalani ujian di dunia. Sehebat apapun ujian yang dihadapi pasti ada jalan keluarnya dan di tiap-tiap kesulitan ada kemudahan dan Tuhan tidak akan menimpakan kesulitan diluar kemampuan untuk-Nya. Jadi jangan menyerah dengan keadaan, jika ada anak yang sedang kurang beruntung sedang mengalami “kekalahan” maka bangkitlah. Karena sesungguhnya kemenangan akan di berikan kepada siapa saja yang telah berusaha sekuat kemampuannya.
Didalam bab kedua, yang menjelaskan tentang Spiritual Parenting seperti apa yang telah saya baca di dalam buku ini yang mempunyai tujuan untuk melahirkan anak cerdas tanpa batas. Dan ternyata isi yang terdapat didalam buku ini yaitu menjelaskan dengan mencontohkan batu dan air yang di padang dari segi sifat manusia ada yang seperti batu dan ada juga yang seperti air. Seseorang yang memiliki sifat seperti batu, bisa jadi sangat keras dalam kenyataan mendidik dan menyikapi berbagai perilaku anak kita. Kita berpikir dan melihat tingkah laku anak-anak kita dari kacamata diri kita sendiri. Akibatnya, kita mengalami kesulitan dan tidak bisa menerima perilaku anak yang seperti batu. Dan penggambaran untuk orangtua dengan ciri-ciri seperti air adalah mampu merespon tindakan anakan dan menghargainya. Menjadi orangtua seperti air memang tidak muda, karena kita harus tahu kapan menggunakan kekuatanorangtua untuk mendisiplinkan anak. Tetapi bukan berarti menjadi orangtua seperti air itu sulit untuk dicapai, selama ada kemauan yang kuat untuk mengubahnya pasti Allah akan membukakan jalan terbaik yang harus dilalui. Dan harapan dari semua orang pastinya pada akhirnya anak merasakan kegembiraan dalam suasana hangat saling menghargai. Didalam buku ini juga menjelaskan tetang pola asuh anak yang selama ini digunakan dalam masyarakat yakni Pola Asuh Koersif, Pola Asuh Permisif, dan Pola Asuh Dialogis. Dan dari beberapa penjelasan kita dapat mengetahui orangtua atau kita itu masuk ke dalam pola asuh yang mana di antara ketiga pola tersebut. Dari sini juga dapat memperoleh keperibadian orang tua yang seharusnya merukapan displin positif yeng berarti bisa bekerja dengan komunikasi yang baik, mendengarkan anak, mengamati anak,  dan menetapkan batasan yang jelas pada perilaku anak.
Kreatifitas orangtua di ukur dalam segi mendongeng ataupun bercerita agar orangtuapu kreatif, sedangkan pengalaman hidup anak bisa menjadi sumber ide. Dengan sedikit latihan, bisa diperoleh pengalaman untuk myampaikan cinta kepada orangtua, nial-nilai dan keyakinan yang disampaikan melalui dongeng. Dalam mengasuh anak didalam buku menjelaskan tentang deskripsi yang bisa jadi mereka memang terlihat kuat di mata masyarakat umum namun sebenarnya mereka memiliki emosi yang rapuh. Emosi yang rapuh ini menyebabkan mereka tetap tergantung pada orangtua mereka hingga dewasa, karena seringkali rasa aman dalam berelasi hanya didapat dari orang tua yang tidak pernah menila dan “meyalahkan”. Didalam bab ini juga di jelaskan bahwa sejatinya sebagai orangtua ketika melatih anak tidur sendiri sesungguhanya yang kita latih adalah diri sendiri. Sebab, tidak jarang justru kitalah yang menghendaki anak untuk terus tidur bersama kita sebagai orangtua. Sama halnya dengan anak, sebagai orangtua akan merasa nyaman jika bersanding dengan anak. Itulah sebabnya, orangtua juga perluberlatih untuk bisa tidur berpisah dengan mereka. Satu hal yang perlu kita perhatikan, bahwa ketika kita melatih anak tidur sendiri, jangan ciptakan bahwa hal itu kita lakukan karena kita tidak tergangggu oleh si anak, namun sebaiknya, kita ciptakan kesan bahwa kita sedang menghargai privacy anak. Kesan menyebabkan anak merasa “diabaikan”, dan ini akan semakin menyulitkan proses pelatiahan.
Membantu anak mengatasi emosi negatif merupakan salah atu tugas orangtua itupula yang memang benar adanya bahwa hidup menjadi berat untuk seorang anak usia antara 6 sampai 12 tahun. Dimana seorang anak harus menghadapi tekanan di rumah dan belajar untuk mengatasi dunia lebih luas yang melibatkan sekolah dan teman-temannya. Masalahnya bukan hanya dalam hal akademik. Terkadang anak-anak terlibat dalam banyak kegiatan yang bebeda atau mempunyai banyak sekali tugas di rumah. Kalau memang seperti itu, akan sangat baik jika kita bisa mengimbanginya dengan memberikan lebih banyak kasih sayang, persetujuan dan peguatan yang positif pada mereka. Dan ada baiknya juga,kita mendengarkan dan membantu mereka untuk mengatur stres dalam hidupnya. Mengontrol emosi negatif sebagai orangtua yang baik dan penuh dukungan, terutama pada saat-saat genting yang dialami anak, tentunya menjadi dambaan setiap orangtua. Untuk mencapai tujuan itu, pastinya tidak mudah, perlu banyak waktu untuk melatihdiri kita sebagai orangtua yang tidak akan mengecewakan anak dan memberikan sebuah contoh yang baik dengan melakukan pengendalian diri dan kemampuan dalam mengatasi masalah. Sebagai orangtua sebutan orang tua merupkan sebutan dimana nanti hidup bersama anak-anak. Dan sebenarya hidup bersama anak kita justru akan memperkenalkan diri kita yang sebenarnya, kita ini orangtua bagi anak-anak kita atau disebut orangtua karena sudah punya anak atau usianya yang sudah tua.
Pada bab yang ketiga, buku ini lebih menjelaskan bagaimana cara atau seni mendidik anak untuk menumbuhkan keyakinan, dengan tidak lepas kita sebagai orangtua untuk menanamkan keyakinan kepada mereka bahwa “man jadda wajada” siapa yang berusaha dengan keyakinan maka dialah yang berhak menuai hasilnya. Seperti kutipan dari perkataan Umar bin Khaththab r.a pernah berkata: “Janganlah mengecilkan semangatmu, sesungguhnya aku tak pernah diam dari hal-halyang dibenci, yaitu dari orang yang kecil semangatnya,” (Umar bin Khaththab r.a). Kebiasaan untuk membuat keputusan-keputusan sendiri dalam lingkup kecil sejak dini akan memudahkan mereka nantinya untuk menentukan serta memutuskan sendiri hal-hal dalam kehidupan mereka.
Terkadang alasan utama justru muncul, sebagai orangtua gagal mencintai mereka adalah karena kita cukup mencintai diri kita sendiri dan “parahnya” kita punya pandangan keliru bahwa anak-anak kita ada untuk memenuhi harapan kita orangtuannya. Mengenai besarnya tanggung jawab dalam mendidik anak, di dalam buku ini di jelaskan aeperti Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah telah menyatakan, “Barang siapa yang melalaikan pendidikan anaknya, yakni dengan tidak mengajarkannya hal-hal yang bermanfaat, membiarkan mereka terlantar, maka sungguh dia telah berbuat buruk yang teramat sangat. Dapat kita saksikan, bahwa mayoritas anak yang jatuh dalam ‘kerusakan’ tidak lain karena kesalahan orangtuanya dan tidak adanya perhatian terhadap anak-anaknya. Juga tidak mengajarkan kepada mereka kewajiban beragama dan sunnah-sunnah Rasul-Nya, mereka terlantakan anak-anaknya masih kecil, sehingga mereka tak memberikan manfaat kepada diri sendiri dan orangtuanya, manakala usia mereka telah beranjak tua.” Penjelasan tentang anak dilahirkan fitrah, murni. Ia tidak lahir dengan berprasangka bawa pengasuh maupun ibunya atau siapapun akan berkata bohong. Ia semula bahkan tidak mengerti apa makna bohong. Pengasuh maupun pendidik lain misalnya ibu atau ayah yang sudah diketahui oleh anak sering berbohong padanya tidak akan dipercaya lagi oleh anak. Kerugiannya jelas, anak menjadi sulit dikendalikan oleh pendidiknya yang suka berbohong ini.
Karena itu kita perlu bersikap konsisten. Tindakan dan ucapan kita harus selaras. Selain itu kita sebagai pasangan juga harus kosisten dan sepakat dengan berbagai aturan. Jangan sampai kita mengijinkan hal itu sering terjadi maka si anak juga akan mencari sendiri kebenaran makna dari ucapan atau tindakan itu. Semoga kita mengerti bahwa kita orangtua senantiasa mempengaruhi alam bawah sadar anak-anak kita, pastikan kita mempengaruhi mereka dengan hal-hal yang baik dan benar. Sebagai orangtua terkadang cara mendidik anak justru malah menggunakan kekerasan yang didasari dengan berbagai alasan. Mungkinkah mendidik tanpa kekerasan, didalam buku ini juga di jelaskan bahwa sebaik-baiknya kita dalam mendidik anak gunakanlah kelembutan. Seseorang bisa menjadi baik atau buruk pastinya karena suatu sebab. Perilaku, ucapan, sikap dan pikiran yang baik atau buruk hanyalah suatu rentetan “akibat” dari suatu “sebab” yang ditanamkan terlebih dahulu. Ingatlah perasaan sewaktu kita masih menjadi anak-anak. Amati mereka dan tanggapilah dengan penuh perhatian apa yang mereka iginkan. Pengharapan, perlakuan dan pengakuan seperti apa yang kita inginkan dari orangtua yang tidak pernah terpenuhi. Perlakukan anak seperti kita ingin diperlakukan, jangan perlakukan anak-anak seperti yang dilakukan orangtua pada kita.
Ledakan emosi biasanya kerap terjadi. Hal terpenting yang harus diingat tatkala berhadapan dengan seorang anak yang sedang marah, tidak peduli apa sebabnya, adalah tetap bersikap tenang. Jangan memperparah keadaan dengan frustasi kita.dan tentunya tetap menghadirkan bahasa cinta seperti; kata-kata penuh kasih sayang, kata-kata pujian, kata-kata yang membersihkan hati, dan kita harus bisa memberikan bimbingan kepada anak dengan menjelaskan tentang nilai-nilai moral, etika, dan nilai-nilai kebenaran dalam hidup. Dan para pendidik haruslah meningkatkan kesadaran dirinya dan lebih sehat secar emosional sehingga mampu berespon lebih terkontrol, jika diperlukan lebih bijaksana kalau para pendidik mengikuti pelatihan atau seminar parenting guna meningkan mutu pendidikan yang membangkitkan jiwa. Orang tua harus selalu membimbing anak dan menggandengnya mengejar mimpi karena anak kita yang sekarang bukan anak kita yang akan datang tetapi anak kita yang akan datang ditentukan oleh sikap kita yang sekarang.
Janganlah lupa kepada keluarga dan bangunlah cinta dalam keluarga, karena dengan membangun cinta kita dapat mengerti dan memahami apa yang sebenarnya ada di dalam keluarga, arti keluarga, dan manfaat keluarga. Satu hal yang perlu disadari tentang kedekatan kita sebagai orangtua dengan anak. Banyak mengartikan kedekatan orangtua dengan anak hanyalah kedekatan secara fisik. Ada lima bahasa cinta yang bisa kita berikan pada anak tergantung mana yang dominan. Kelimanya adalah layanan, kata-kata pendukung, hadiah, sentuhan fisik, dan waktu berkalitas. Jika semua emosional seorang anak penuh maka ia mudah diajak kerjasama dan mudah menurut serta memiliki motivasi tinggi. Didalam keluarga juga ada tugas buat orangtua untuk menjelaskan waktu demi waktu tentang keluarga yang tidak selalu bersama, inilah yang akan membuatnya berani untuk menentukan jati dirinya kelak ketika ia remaja. Ia akan berani menentukan identitas karena secara emosional ia mendapatkan apa yang dibutuhkan. Mengawali pendidikan anak kita dengan permohonan kepada Allah agar Dia memberikan pendidikan-Nya langsung kepada anak-anak kita melalui sekolah kehidupan adalah sebuah langkah yang menurut kita baik dimana kita balajar dari kehidupan.
3.  Kelebihan dan Kelemahan Buku
a.  Kelebihan Buku
1)      Buku ini merupakan buku yang menarik untuk dibaca bagi pendidik, orangtua maupun guru.
2)      Buku ini bisa digunakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui bagaimana cara mendidik anak dengan baik dan benar.
3)      Memberikan pandangan secara berurutan dan terklasifikasi secara baik.
4)      Penejelasan isi buku yang bagus karena dengan menambahkan berbagai surat didalam Alquran dan menambahkan Hadis sebagai penguatan penulis dalam menjelaskan isi buku.
b.      Kelemahan Buku

Menurut saya didalam buku ini hanya sedikit kelemahannya yaitu; didalam penulisan kata-kata pada isi buku masih banyak yang salah,  begitupula pada penulisan tanda baca  yang ditemukan kesalahan dalam penulisnnya dan masih sedikit nggantung pada setiap bab yang selesai dijelaskan di dalam buku.